T. Djamaluddin
Deputi Sains (Membawahi Pusat Sains Atmosfer), LAPAN
(Gambar banjir Jakarta dari Solopos. Data diperperoleh dari berbagai pusat data –LAPAN, BoM Australia, TRMM-NASA, peta pasanglaut)
Jakarta mengalami banjir yang luas sejak 16 Januari 2013 yang puncaknya terjadi pada 17 Januari 2013, termasuk wilayah sekitar Bundaran HI dan Istana Negara. Banjir terutama disebabkan oleh faktor cuaca, yang diperparah oleh faktor lingkungan yang rusak. Kerusakan lingkungan yang dipicu oleh pertumbuhan penduduk dan dampak ikutannya menyebabkan berkurangnya wilayah resapan, pendangkalan dan penyempitan sungai dan kanal, serta sumbatan sampah.
Faktor cuaca seperti apa yang menyebabkan banjir besar 17 Januari 2013? Data-data satelit cuaca membantu memahami faktor cuaca yang memicu banjir besar Jakarta yang puncaknya terjadi pada 17 januari 2013. Indikasi puncak banjir terjadi pada 17 Januari bisa dilihat dari data satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) yang menunjukkan curah hujan secara kumulatif selama tiga hari cukup tinggi di sekitar Jakarta dan Bogor (gambar di bawah ditandai warna putih dengan curah hujan kumulatif lebih dari 225 mm) dan potensi banjir menguat pada 17 Januari 2013.
Yang menjadi pertanyaan, mengapa awan tebal cenderung stasioner menjelang banjir Jakarta tersebut? Gambar berikut menunjukkan awan tebal (warna merah) di sekitar Jakarta pukul 03.30 WIB dan 12.30 WIB. Baru sore harinya buyar.
Pergerakan awan terkait dengan dinamika atmosfernya. Pola angin di sekitar Jakarta pada pagi 17 Januari 2013 bisa menjelaskan mengapa awan cenderung berkumpul di sekitar Jawa bagian Barat. Tampaknya pertemuan angin dari Utara dan Selatan yang dipengaruhi daerah tekanan rendah di Selatan Sumatera mampu menahan awan tebal bertahan lama di sekitar Jawa bagian Barat. Dampaknya hujan berkepanjangan yang secara kumulatif cukup untuk membanjiri Jakarta.
Bagaimana faktor pasang air laut? Air laut pasang ada pagi hari yang puncaknya pada pukul 07.45 WIB dan baru surut sore hari. Dampaknya, air hujan yang melimpah pada malam dan pagi hari tidak bisa terbuang ke laut secara cepat. Air yang terhambat kemudian menggenangi wilayah-wilayah yang lebih luas. Hambatan juga diperparah oleh rusaknya lingkungan.
Filed under: 3. Sains Kebumian |
lengkap sekali data-data nya prof.
semoga bencana di Jakarta dapat diselesaikan oleh pemimpin kita.
Bukan hanya pemimpin, tetapi kita semua. Kesadaran dan upaya masyarakat untuk memperbaiki lingkungan juga amat sangat penting sekali (sengaja pakai 3 kata superlatif untuk menekankan urgensinya).
Reblogged this on iwanb86.
Gmn dgn analisa sebagian org, klo banjir Jkt pasti 5 tahunan Prof
Hipotesis banjir Jakarta bersiklus 5 tahunan tidak punya dasar logika dan tidak ada dukungan data yang sahih.
Blog yang sangat bermanfaat Pak T Djamaludin. Saya sangat salut dengan Bapak. Tidak banyak ilmuwan Indonesia yang rajin menulis di blog dan menyebarkan ilmunya seperti Bapak. Semoga amal & ilmunya menjadi berkah dan memberikan manfaat untuk masyarakat Indonesia. Semoga suatu saat saya bisa berjumpa dengan Bapak.
Alhamdulillah. Insya-allah, nanti bisa janjian bila ingin berjumpa langsung.
Reblogged this on Berbagi Tak Pernah Rugi and commented:
Memahami kondisi penyebab banjir yg ditulis oleh ahli astronomi/cuaca
Banyak sekali yang menganggap terjadinya banjir dari faktor alam atau dilihat dengan teori ilmu tentang alam,
Tapi mereka melupakan siapa yg menciptakan alam semesta dan yang mengaturnya,
semua musibah yang menimpa, Allah yang mengaturnya, dan itu disebabkan oleh maksiat dan dosa yang diperbuat oleh manusia,
Reblogged this on Naneyan's Blog.
great works, yang penting kejadian banjir seperti ini tidak terulang lagi 🙂
[…] Memahami Kondisi Cuaca Penyebab Kejadian Banjir Besar Jakarta 17 Januari 2013 […]