Analisis Garis Tanggal Awal Ramadhan dan Syawal 1433 H


T. Djamaluddin

Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, LAPAN

Anggota Badan Hisab Rukyat, Kementerian Agama RI

Gambar ilustrasi hilal dari ICOP

Garis tanggal qamariyah dibuat berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Itu mudah dibuat dengan menggunakan perangkat lunak astronomi yang kini sudah banyak tersedia, baik yang gratis maupun yang komersial. Salah satunya bisa didownload dari situs ICOP berupa program Accurate Time . Dengan program semacam itu, hisab bukan lagi hal yang rumit, baik untuk menghitung masa lalu maupun masa akan datang. Masalahnya adalah menafsirkan garis tanggal itu dan memilih kriteria yang kita gunakan. Kriteria harus ditentukan berdasarkan kesepakatan, karena tawaran kriteria astronomi juga beragam. Antara lain, kriteria Yallop, kriteria Odeh, dan Djamaluddin-LAPAN. Accurate Time menggunakan kriteria Odeh. Berikut ini garis tanggal awal Ramadhan dan Syawal 1433 dari Accurate Time dan interpretasi implementasinya. Awal Ramadhan 1433 berpotensi berbeda, sedangan Idul Fitri 1433 insya-allah akan seragam.

Garis Tanggal Ramadhan 1433 H

Gambar di atas adalah garis tanggal pada saat maghrib 19 Juli 2012. Garis antara arsir merah dan putih adalah garis wujudul hilal (WH) dan ijtimak qabla ghurub (ijtimak sebelum maghrib). Artinya, di Indonesia pada saat maghrib 19 Juli bulan  di atas ufuk. Dengan dasar ini, saudara-saudara kita yang masih menggunakan kriteria WH akan mulai bersahur malam itu dan berpuasa mulai 20 Juli 2012.

Garis antara putih dan biru adalah garis imkan rukyat (kemungkinan terlihatnya hilal) dengan alat optik. Ini bisa dijadikan dasar syarat minimal imkan rukyat astronomi dengan menggabungkan syarat minimal ketebalan hilal dan jarak bulan-matahari. Ketinggian hilal saat itu sekitar 6 derajat. Jadi, kriteria imkan rukyat kesepakatan di Indonesia 2 derajat berada kira-kira 1/3 bagian dari arsir merah dan arsir biru. Artinya, secara umum di Indonesia ketinggian hilal kurang dari 2 derajat saat maghrib. Maka kemungkinan terlihatnya hilal saat maghrib 19 Juli mustahil. Maka saudara-saudara kita yang mengamalkan hisab imkan rukyat atau yang menggunakan rukyat akan memulai puasa pada 21 Juli 2012.

Garis Tanggal Awal Syawal 1433 H

Dengan menggunakan makna arsir seperti untuk Awal Ramadhan, kita dapat menafsirkan garis tanggal awal Syawal 1433 sebagai berikut: Pada saat maghrib 17 Agustus 2012, di seluruh wilayah Indonesia bulan masih di bawah ufuk atau belum wujud. Rukyat pun tidak mungkin ada kesaksian hilal. Artinya, 18 Agustus masih merupakan hari terakhir Ramadhan. Sementara pada saat maghrib 18 Agustus, bulan sudah cukup tinggi sehingga memungkinkan untuk dirukyat. Maka, insya-allah Idul Fitri 1 Syawal 1433 akan seragam jatuh pada 19 Agustus 2012.

76 Tanggapan

  1. Reblogged this on Naneyan's Blog and commented:
    Analisis Garis Tanggal Awal Ramadhan dan Syawal 1433 H

  2. Sekedar informasi pak, di Jerman sepertinya 1 Ramadhan 1433 akan jatuh pd 20 Juli 2012, dan 1 Syawal 1433 pd 19 Agustus 2012. Jadi lama puasanya 30 hari, lebih banyak sehari daripada di Indonesia.

    • Jika melihat makna arsir ala oudeh, berarti Jerman “masih” menggunakan WH dan NEW IR kriteria baru.

    • Tampaknya Jerman tidak menggunakan hisab sendiri. Karena pada 19 Juli di Eropa bulan masih di bawah ufuk, tidak mungkin puasa 20 Juli. Kemungkinan mereka hanya menggunakan kalender Umul Quro Arab Saudi.

  3. Ass wr wb. Pak Juanda, salam kenal. Yg saya pahami adalah bahwa setiap bulan dlm kalender hijriyah global memang seperti itu, sebagian wilayah bumi yaitu dr ILDL bln ini ke barat hingga ILDL bln yg lalu hanya akan melewatinya hingga 29hr sedangkan sebagian wilayah lainnya akan melewatinya hingga 30hr. Jadi jumlah hari setiap bulan dlm kalender hijriyah global tdk hrs sama diseluruh permukaan bumi. Wass wr wb.

    • Mas.., mas.., sebelum komentar lihat dulu mapping zone ala oudeh tgl 19 Juli 2012. Jerman letaknya berada pda arsir warna apa?
      Jangan ngelindur terus ya mas..
      Oh ya mas, sy pesan sate ayam atau pecel yg terkenal ditempat anda bisa mas? Koq jadi saya ikutan nglindur sich..

    • @Mas Argres: dlm kalender hijriyah yg dikeluarkan oleh 4 organisasi besar Islam di sini, 1 Ramadhan 1433 jatuh pd 20 Juli 2012 dan 1 Syawal 1433 jatuh pd 19 Agustus 2012. Saya tdk tahu mereka memakai kriteria apa dlm penentuan awal bulan.
      @Pak Bambang Supriadi: Wlkm slm wr. wb. Terima kasih atas penjelasannya pak. Sbg informasi, tahun lalu kami di sini berpuasa Ramadhan selama 29 hari, walaupun memulai puasanya bersamaan dng umat Islam di Indonesia yg menggenapkan Ramadhan 30 hari.

  4. Reblogged this on Mengejar Sinar Di Hujung Destinasi and commented:
    Oleh Prof. Thomas Djamaluddin

  5. Ass wr wb. Pak Agres, trimakasih tanggapannya. Dlm mapping zone ala Odeh tgl 19 July 2012, Jerman berada pd arsir warna merah atau berada diwilayah yg melewati bln Sya’ban hingga 30hr yaitu wilayah dr ILDL bln Ramadhan ke TIMUR hingga ILDL bln Sya’ban. Sedangkan wilayah2 dr ILDL bln Ramadhan ke BARAT hingga ILDL bln Sya’ban hanya melewati bln Sya’ban selama 29hr. ILDL bln Sya’ban bisa dicermati dlm mapping zone ala Odeh tgl 20 Juni 2012. Wass wr wb.

    • Wa’alaikumsalam Wr.Wb. Pak Bambang, wah menarik sekali pemahaman anda ttg ILDL. Pak Djamal saja dlm tulisannya pernah mengatakan belum mempelajari scr rinci ttg ILDL karena beliau masih harus berdiskusi dgn george soros, eh saros apa soros ya.., berarti anda hueebat.
      Bisa minta tolong ya pak, sy menanyakan menurut pemahaman sampeyan, tgl (masehi) berapa dimulainya awal bulan ramadhan 1433H dan berapa lama harinya di negara2 spt Peru, Arab Saudi, Jerman, Indonesia dan Jepang. Dan pakai methode apa dlm menentukannya? Oh ya ada yg kelupaan nich.., ILDL itu sdh ada penetapannya tho pak? Atau sudah pakem?
      Mohon maaf banyak pertanyaan semoga tdk mengganggu anda.
      Wass.Wr.Wb

  6. Ass wr wb. Pak Agres, pemahaman saya ttg ILDL adalah wilayah dimuka bumi yg pertama kali melihat hilal. Krn itu dlm mapping zone ala Odeh, yg menjadi ILDL adalah grs batas wilayah arsir biru dan putih dimana pertama kali dpt terlihat hilal dg alat optik. Berdasarkan mapping zone ala Odeh tgl 19-7-2012 maka seharusnya 1 Ramadhan 1433 di Peru jatuh pd tgl 20-7-2012, sedangkan
    di Arab Saudi, Jerman, Jepang dan Indonesia jatuh pd tgl 21-7-2012. Wass wr wb.

    • Wa’alaikumsalam Wr.Wb.
      @pak Bambang dari pemahaman sampeyan, 1 Ramadhan 1433 H, 1 Syawal 1433 H dan lamanya hari sbb:
      Peru : 20-7-2012 M, 19-8-2012 M, 30hari
      ASaudi: 21-7-2012 M, 19-8-2012M, 29hari
      Jerman: 21-7-2012 M, 20-8-2012M, 30hari
      Indonesia “P.Djamal”: 21-7-2012, 19-8-2012, 29hari
      Jepang:21-7-2012 M, 20-8-2012, 30hari
      Perhitungan yg anda pahami diatas ini menggunakan methoda apa Pak, sy “kurang mengerti” maksud anda? Hisab IR kah atau apa?

      Sebagai perbandingan utk anda ketahui, sy sampaikan berdasarkan yg insya Allah akan menjadi bukti yg akan diikuti nantinya..
      Peru: 20-7-2012M, 19-8-2012M, 30hari
      ASaudi: 20-7-2012, 19-8-2012M,30hari
      “Muhammadiyah”:20-7-2012,19-8-2012,30hari
      Jerman:20-7-2012,19-8-2012, 30hari
      Jepang:20-7-2012, 19-8-2012, 30hari, insya Allah
      Dan insya Allah juga, Malaysia (Ilyas), Yordania (oudeh) dan umat muslim di Indonesia penganut Madzab Syfei “yang sadar” yg akan menyamakan diri dengan Mekkah.

      Menurut pemahaman anda, adakah yg salah? Kenapa sangat berbeda antara pemahaman anda dgn fakta yg akan terbukti nantinya?

  7. Ass wr wb. Selanjutnya berdasarkan pula pd mapping zone ala Odeh tgl 18-8-2012 maka seharusnya jumlah hari bln Ramadhan 1433 utk Arab Saudi dan Indonesia adalah 29hr sedangkan utk Peru, Jerman dan Jepang adalah 30hr. Dan mengenai ILDL dlm teori ttg bulan baru berdasarkan Penampakan Hilal, pd tiap bln hijriyah, wilayah yg pertama kali melihat hilal bulan tgl satu akan otomatis menjadi ILDL bln hijriyah berkenaan. Wass wr wb.

    • Selanjutnya.. @Pak Bambang
      “pemahaman saya ttg ILDL adalah wilayah dimuka bumi yg pertama kali melihat hilal.”
      ” Krn itu dlm mapping zone ala Odeh, yg menjadi ILDL adalah grs batas wilayah arsir biru dan putih dimana pertama kali dpt terlihat hilal dg alat optik.”
      • Jadi anda menandai ini sbg ILDL kemudian dari pemahaman anda, lalu terus sampailah ke grs batas wilayah putih&merah, jd hanya pd daerah arsir putih saja beda umur bulan qomariahnya dgn warna2 arsir lain. Contohnya ASaudi-Indonesia-Austrlia-NZ begitu?
      Dari pemahaman anda pula, akan terjadi 3 perbedaan waktu sbb:
      1. Peru dgn ASaudi-Indonesia
      2. Peru dgn Jerman-Jepang
      3. ASaudi-Indonesia dgn Jerman-Jepang
      Jadi berdasarkan pemahaman anda pula, makna warna arsir oudeh mencerminkan 3 waktu perbedaan umur bulan Qomariyah, 29 ata 30 hari dgn tempat yg berubah-ubah berdasarkan ILDLnya? Betulkah?
      Lalu bagaimana bila garis batas biru putih atau menurut pemahaman sampeyan adalah ILDLnya memotong satu wilayah negara, contohnya ASaudi, India utk 1 syawal 1433H?

      “Dan mengenai ILDL dlm teori ttg bulan baru berdasarkan Penampakan Hilal, pd tiap bln hijriyah, wilayah yg pertama kali melihat hilal bulan tgl satu akan otomatis menjadi ILDL bln hijriyah berkenaan.”
      Penampakan Hilal yang bagaimana yang anda maksudkan? Kriterianya apa? Bisa anda jelaskan?

      Sekali lagi, sy bertanya pada anda. Sudahkah ada pola yang pakem atau penetapan ILDL yg secara astronomi diakui?
      Mohon maaf, saya banyak bertanya pada anda.
      Wass.Wr.Wb

  8. numpang izin share Pak 🙂

  9. Dari berbagai fareasi garis tanggal tersebut diatas, maka tidak mungkin mempertemukan/menggunakan dua methode hisab dan rukyat sekaligus, sebaikanya pakai satu madzhab saja, “HISAB” dan jadikan saat IJTIMA’ sebagai pedoman penentuan awal dan akhir bulan qomariyah.
    Hadits-hadits tentang rukyat bersifat irsyad, karena saat itu belum ada ilmu hisab, sehingga tidak harus dipedomani secara kukuh setelah manusia memahami ilmunya.
    Menentukan tanggal satu qomariyah itu urusan duniawi bukan tugas karasulan yang oleh nabi diserahkan kapada kita “antum a’lamu biumuri dunyakum”,
    Upaya memadukan madzhab hisab dan rukyat, sia-sia, karena ada rumahnya sendiri-sendiri;
    Pada era digital ini kepercayaan kebenaran hisab sampai pada tahab “pasti” atau “yakin”, hanya karena adanya hadits shaheh tentang rukyat, maka ummat Islam merasa takut termasuk golongan yang tidak mentaati rasulullah.
    Selama Pemerintah menggunakan rukyat dan hisab, Pemerintah akan sulit mempersatukan ummat islam memualai puasanya saat ketinggian hila kurang 2 derajat, kecuali kalau kita semua menikmati perbedaan yang berlangsung terus menerus ini.

    Anjuran saya :
    Masyarakat sudah percaya dengan jadwal imsakiyah, (jadwal waktu shalat) sebagai prodek hisab;
    Pakai hisab saja;
    Tinggalkan rukyat, karena nabi tidak memerinthakan rukyat, dan tidak terdapat riwayat para sahabat, khulafaur rasyidin melakukan rukyat;
    Jadikan saat “IJTIMA” sebagai pergantian bulan qomariyah; lebih logis;
    Pilih sebuah sistem hisab yang paling sedikit salahnya, koreksi terus-menerus;
    Itulah Ijtihad di era teknologi ini;

    • Hakim aneh…istighfar pa…..berani betul memerintahkan meninggalkan rukyat yang nyata2 perintah Nabi…mending ikuti perintah nabi daripada Bapak….bapak ilmu waris itu adalah ilmu rumit sampai sekarang banyak orang yg g tau, tapi Nabi dan Shabat pandai dalam menghitungnya….jadi pintar mana.

  10. Ijtimak dan Wujudul Hilal itu beda. Ketinggan Bulan 0 derajat tidak sama dengan Ijtimak. Hisab itu tidak hanya 1 versi. Ada banyak veresi Hisab. Ada Hisab versi Ijtimak Qablal Ghurub. Ada Ijtimak versi Wujudul Hilaal. Ada Hisab versi Imkan Rukyat MABIMS. Ada Hisab versi Imkan Rukyat Astronomis. Hisab Imkan Rukyat itu bukan Rukyat Dadakan. Tapi Hisab juga. Kami di Persis menggunakan Hisab Versi Imkan Rukyat. Jadi Rukyat yang bisa diprediksi secara Hisab secara akurat. Begitu juga NU yang punya Kalender NU yang menggunakan Hisab Imkan Rukyat. HISAB DAN RUKYAT ADALAH SETARA DALAM ILMU ASTRONOMI. SAYA PAKAI HISAB. TAPI BUKAN HISABNYA MUHAMADIYAH YANG SUDAH USANG!!!! MUHAMADIYAH PERLU DIUPGRADE HISABNYA.

    • yang bener install ulang pak wkwkwwk

      • Anda ngaku dari Persis, kalau benar Persis menggunakan Hisab, coba untuk selanjutnya Anda usulkan ke Pimpinan Pusat anda agar tidak usah ikut Sidang Isbat…

        Sidang Isbat itu bagi yang sudah yakin dengan Ketepatan Hitungan Hisab adalah Pemborosan Tenaga dan Dana,

        Sedangkan Upaya Rukyat pada saat kondisi tinggi Hilal akan tidak bisa dilihat adalah Pembodohan Umat saja…

  11. Ass wr wb. Pak Agres dan Pak Abdul Salam, utk memahami dan menghisab gerak beraturan dr matahari, bumi dan bulan ciptaanNYA, ALLAH SWT tlh mengisyaratkan melalui Al Qur’an dan Hadist ttg sebuah Teori Astronomi yg menetapkan bhw awal bln hijriyah ditandai dg TERLIHATNYA HILAL, shg hrs dilakukan RUKYAT utk dpt melihat hilal. Karena itu metode hisab yg saya ikuti adalah yg terbukti benar setelah dilakukan rukyat. Jadi pemahaman saya ttg 1 Ramadhan 1433 siap dibuktikan melalui rukyat. Wass wr wb.

    • “Karena itu metode hisab yg saya ikuti adalah yg terbukti benar setelah dilakukan rukyat. Jadi pemahaman saya ttg 1 Ramadhan 1433 siap dibuktikan melalui rukyat.”

      Metode hisab yang mana yang siap dibuktikan melalui rukyat?
      Sy banyak bertanya pada anda, karena saya tdk menganggap anda sedang ngelindur.. OK

  12. Ass wr wb. Hasil hisab yg disampaikan pak Agres berbeda dg pemahaman saya krn menggunakan metode hisab yg berbeda yaitu yg mengabaikan rukyat. Saya tdk tahu apa alasan mengabaikan rukyat, semoga saja bukan karena kehabisan akal dan putus asa menghadapi rukyat dlm usaha mengisab bagaimana ALLAH SWT menggerakkan matahari, bumi dan bulan ciptaannya dlm keteraturan dimana muncul satu fenomena alam khas yaitu terlihatnya hilal di wilayah tertentu selama beberapa menit saat pd magrib. Wass wr wb.

  13. Ass wr wb. Pak Agres, saya sedang berusaha menanggapi satu persatu. Hisab yg tidak mengabaikan rukyat adlh yg mau tunduk pd hasil rukyat ketika yg ditetapkan seblmnya ternyata meleset. Dan selanjutnya mengadakan introspeksi dg membenahi metoda hisabnya terutama jika sering meleset dr hasil rukyat. Sebagian besar metoda hisab di Indonesia sdh spt itu dan dihrpkan pd suatu saat tdk ada lagi yg meleset dr hsl rukyat. jadi rukyat tidak hrs diabaikan melainkan sbg sarana kotrol dan pembuktian. Wassww

  14. Ass wr wb. Pak Agres, berikutnya ttg ILDL. Utk menentukan wilayah yg pertama kali melihat hilal tgl 1 Syawal 1433 cukup dicermati satu mapping zone tgl 18-8-2012 yaitu wilayah yg dilalui garis batas antara arsir biru dan putih (ILDL bln Syawal 1433). Negara2 yg terpotong ILDL bln Syawal 1433 spt India dan Arab Saudi akan memberlakukan ketentuan matlak lokal yaitu seluruh warga negara berhari raya dan sholat Ied pd tgl 19-8-2012. Wass wr wb.

  15. Ass wr wb. Sedangkan mengenai kriteria Penampakan Hilal adalah yg dpt menjamin tdk meleset bila di rukyat. Penampakan Hilal merupakan fenomena alam khas yg terjadi setiap awal bln hijriyah dimana hanya berlangsung selama beberapa menit dan hanya dpt dilihat dr wilayah tertentu pd saat magrib. Krn pergantian hr dan tgl dimulai di wilayah yg pertama kali melihat hilal maka wilayah tsb dikatakan sebagai batas pergantian hr dan tgl (=ILDL) bln hijriyah yg berlangsung pd saat magrib. Wass wr wb.

    • “Penampakan Hilal adalah yg dpt menjamin tdk meleset bila di rukyat.”
      Sudah barang tentu jika anda menghisabnya didaerah magenta itu pasti karena mendasarkan pengertian rukyat secara astronomi secara dalilpun tdk menyalahi.
      Permasalahannya, ketika wilayah itu berada pada arsir putih methoda hisab mana yang seharusnya dijalankan. Tentunya rujukan dalil dulu harus dikedepankan baru kemudian methodanya .
      IR lokal dengan kriteria batas yg ada sekarang ini secara syar`i, td ada dalil yang mendukung dan secara astronomipun belum terbukti jika itu diukur dari konteks melihat rukyat scr astronomi.
      Jika anda menggunakan rukyat hilal cara nabi maka yng menjadi pedomannya hanya kesedian bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Dan itu dilakukan oleh Mekkah sebagai salah satu cara menentukan bulan2 ibadah.
      Wass.Wr.Wb.

  16. Ass wr wb. Pak Agres, jadi penampakan hilal selama beberapa menit di ILDL pd hr ke 29 saat magrib adalah paket komplit yg sdh pakem. Kemudian utk membedakan dua wilayah atas dasar jumlah hr bln Ramadhan yg dilewati, diperlukan dua mapping zone tgl 19-7-2012 yg memperlihatkan ILDL bln Ramadhan dan tgl 18-8-2012 yg memperlihatkan ILDL bln Syawal. Wass wr wb.

  17. Ass wr wb. Kedua mapping zone diatas disatukan shg terlihat jelas posisi ILDL bln Ramadhan dan ILDL bln Syawal. Wilayah yg umur bln Ramadhannya 29 hr adalah wilayah disebelah barat ILDL bln Syawal hingga ILDL bln Ramadhan dan wilayah yg umur bln Ramadhannya 30hr adalah wilayah disebelah timur ILDL bln Syawal hingga ILDL bln Ramadhan. Jadi dlm pembagian wilayah ini tdk lagi mencermati warna2 arsir tetapi hanya mencermati kedua ILDL tsb shg hanya ada satu perbedaan umur bln Ramadhan 1433. Wass wr wb

  18. Ass wr wb. Contoh perbedaan tsb adalah bhw Arab Saudi dan Indonesia berada di wilayah yg melewati bln Ramadhan 1433 hanya selama 29hr sedangkan Peru, Jerman dan Jepang berada di wilayah yg melewati bln Ramadhan 1433 hingga 30hr. Wass wr wb.

    • Nah, pemaksaan matlak lokal itulah yg berpotensi terjadinya inkonsistensi dari kaidah suatu kalender yg seharusnya ideal. Kenapa pemahaman anda bisa demikian? Mudah dipahami, karena anda dengan sadar membaca grafik oudeh dengan membagi 3 slot warna perbedaan hari wilayah dunia. Scra astronomi, idealkah ini?

      Lagi pula pola pemahaman anda yg mematok ILDL pada garis batas putih-biru menunjukkan anda sedang nglindur. Lihatlah dan pelajarilah makna arsir oudeh, tdk hanya satu gambar. Betapa aneh dan nglindur jika harus mengikuti pemahaman anda.

      Oleh karena itu, belum ada pola penetapan ILDL yang baku karena sifat uniknya itu. Nggak percaya?
      ILDL yang diharapkan seharusnya bersifat kontinyu, tdk bersifat discrete spt yang anda pahami. Pengertian itulah yang namanya pakem. Oleh karena itu IR yang ada sekarang ini tidak mengarah kesana. Gagasan New IR sayapun tdk mengarah kesana.

      Semoga ini cukup utk menanggapi semua tanggapan anda.
      Wass.Wr.Wb.

  19. “Hisab yg tidak mengabaikan rukyat adlh yg mau tunduk pd hasil rukyat ketika yg ditetapkan seblmnya ternyata meleset. ”
    Hisab yang bagaimana yang anda maksudkan, bersifat lokalkah? Dan pengertian cara rukyat manakah yg anda maksudkan antara rukyat yang mencontoh cara nabi atau rukyat berdasarkan pemahaman anda?

  20. Ass wr wb. Pak Agres, saya memahami mapping zone sebagai pembagian wilayah kemungkinan terlihatnya hilal. Wilayah merah mustahil melihat hilal. Wilayah putih tdk mungkin melihat hilal. Wilayah biru dpt melihat hilal dg bantuan alat optik. Wilayah magenta bisa melihat hilal dg mata telanjang. Wilayah hijau sangat mudah melihat hilal dg mata telanjang. Jadi saya memilih grs batas biru dan putih sebagai ILDL karena disanalah pertama kali terlihat hilal. Wass wr wb.

  21. Ass wr wb. Dengan demikian ILDL yg saat itu masih berada di hr ke 29 bln berkenaan sdh hrs memasuki bln berikutnya diikuti secara berturut2 oleh wilayah di sebelah baratnya (hingga ILDL bln yg lalu) masing2 pd saat magrib. Sedangkan wilayah sebelah timur ILDL (termasuk wilayah putih) hingga ILDL bln lalu, hrs menggenapkan bln berkenaan menjadi 30hr dan baru memasuki bln berikutnya pd hr berikutnya. Wass wr wb.

  22. Ass wr wb. Mengenai pemaksaan matlak lokal, memang hrs dilakukan jika dikehendaki keseragaman dlm satu negara. Jika tidak ada pemaksaan maka negara spt Arab Saudi dan India yg terbelah ILDL bln Syawal 1433, wilayahnya akan terbelah juga yaitu sebelah barat ILDL akan ber hr raya dan sholat Ied pd tgl 19-8-2012 dan sebelah timur ILDL pd tgl 20-8-2012. Dan ttg penentuan ILDL itu adlh pakem krn ILDL adlh wilayah yg pertamakali melihat hilal dimana setiap bulan akan muncul ILDL bln berkenaan. Wass w w.

  23. Ass wr wb. Pak Agres, hisab yg tunduk pd hasil rukyat adalah jika kalender hijriyah yg dihasilkan oleh metode hisab tsb, tgl 1 setiap bln-nya bertepatan dg penampakan hilal yg bisa dibuktikan dg rukyat. Dan apabila pd saat rukyat ternyata tdk terlihat hilal, maka tgl 1 bln berkenaan hrs diundur ke hr berikutnya. Cara rukyat yaitu dg teropong optik ke ufuk barat. Pd saat matahari sdh dibawah ufuk, jika diatas ufuk terlihat piringan bulan dg cahaya sabit tipis di bag bawahnya, itulah hilal. Wasswrwb

  24. Nampaknya yang menjadi perbedaan penentuan awal bulan qomariyah itu adalah tetap pada prinsip lama; Penetapan awal bulan qomariyah menurut madzhab rukyat adalah ta’abbudi yang tidak oleh lepas dari dalil agama (Al-Qur-an dan Hadits), sedangkan madzhab hisab adalah taaqquli, yang itu merupakan domain ilmu pengetahuan bukan domain kerasulan Nabi Muhammad SAW, sehingga walaupun terdapat hadits-hadits rukyat, Madzhab hisab abai saja dengan hadits-hadits tersebut. Madzhab hisab berpegang hadits shaheh juga ” antum a’lamu bi umuri dunyakum”;
    Konsekwensi dari prinsip tersebut madzhab ru’yat tidak bisa lepas dari dalil agama (Al-Qur-an dan Hadits) sehingga menetukan awal bulan harus dikaitkan dengan “melihat hilal” karena tekstualnya begitu;
    Bagi ahli hisab memandang bahwa penetuan awal bulan qomariyah itu murni domain ilmu pengetahuan yang tidak ada sangkut pautnya dengan dalil agama (Al-Qur-an dan Hadits),
    Saat ahli-hisab mayakini bahwa kedudukan bulan dan matahari telah berijtima’ (konjungsi) maka saat itulah hakikatnya pergantian bulan qomariyah, tidak perlu lagi dikait-kaitkan dengan imaknur-rukyat, karena imkanur-rukyat itu anak kandung hadits “shuumuu lirukyatihi…”
    Kalau dua madzhab ini terus bertahan, maka sampai Malaikat Israfil meniup terompet nanti, kita ummat Islam akan tetap berbeda saat ketinggian hilal kritis;

  25. Ass wr wb. Pak Abdul Salam, baik yg mengabaikan rukyat maupun yg tdk mengabaikan rukyat, semuanya adalah ahli hisab dg produk berupa kalender hijriyah utk pedoman pelaksanakan ibadah sesuai Al Qur’an dan Hadist. Jadi, kalender hijriyah adalah salah satu dr sekian banyak lunar calendar yg bisa dibuat. Lunar calendar yg dibuat dg tanpa berlandaskan pd dalil syar’i bisa bemacam2 jenisnya misalnya yg awal bln-nya berpatokan pd konyungsi dan dimulai saat midnight. Wass wr wb.

  26. Ass wr wb. Demikian juga kalender hijriyah yg disusun dg menggunakan dalil syar’i yg tdk utuh, akan ada lebih dr satu macam, contohnya kalender hijriyah yg mengabaikan rukyat. Hal ini menyebabkan umat Islam yg sebagian besar awam, menjadi dibingungkan. Sedangkan kalender hijriyah yg tdk mengabaikan rukyat disusun berdasarkan dalil syar’i yg utuh dan hanya ada satu jenis yaitu kalender hijriyah yg sesuai dan tunduk pd hasil rukyat. Wass wr wb.

    • Konsep kalender yang mapan mensyaratkan 3 hal: ada otoritas tunggal yang menjaga kalender, ada batas wilayahnya, dan ada kriterianya. Kalender bukan dibuat secara individual atau atas dasar kelompok, karena hal seperti itu akan membingungkan dengan berbagai versi. Rukyat akan sama dengan ahsil hisab pada kalender, kalau hisabnya didasarkan pada kriteria imkan rukyat.

      • Timbulnya kalender atas dasar kelompok, karena ketidak cocokan dengan kriteria yang dijadikan dasar penetapan demikian juga selanjutnya berakibat hilangnya pengakuan otoritas lembaga (Pemerintah RI). Maka yang perlu dicari adalah kesamaan kriteria.
        3 syarat yang disebut profesor tersebut bisa saja diimplementasikan pada madzhab hisab saja;
        Pemerintah supaya menggunakan satu metode saja (hisab);
        Pemerintah pilih satu sistem hisab standar dengan terus dieveluasi;
        Jadikan saat IJTIMAK sebagai titik akhir dan awal bulan qomariyah; karena saatnya hanya satu dan terjadi secara pasti tiap bulan;
        Abai saja dengan hadits-hadits rukyat;

  27. Ass wr wb. Pak Djamaluddin, itu artinya utk Indonesia sudah bisa dibuat kalender hijriyah yang mapan krn 3 syaratnya bisa dipenuhi sbb : Otoritas tunggal yg menjaga kalender adalah Pemerintah RI, dlm hal ini dilaksanakan oleh Badan Hisab Rukyat Kementrian Agama RI. Batas wilayahnya adalah Negara RI. Sedang kriterianya, sebaiknya gunakan dulu Kriteria Djamaludin-LAPAN utk uji coba penyusunan Kalender Hijriyah Indonesia Tahun 1434 dan hasilnya dicocokkan dg kalender2 hijriyah lain yg ada. Wass wr wb

  28. Kalau pergantian bulannya saat Ijtimak, maka Abdul Salam keluar dari hukum islam. Karena hukum islam adalah: AL-QURAN, dan AL-HADIST. Justru Allah memerintahkan Ummatnya untuk menggali Ilmu Astronomi sehingga bisa menetapkan BATAS GARIS TANGGAL QAMARIYAH BERBASISKAN IMKAN RUKYAT ASTRONOMIS–SEHINGGA HASILNYA AKAN COCOK DENGAN KONDISI LAPANGAN.

    • @Albi
      “Perintah” Allah untuk menggunakan imkan rukyat hanya bisa ditarik dari pemahaman yang berdasar atas penafsiran di atas penafsiran yang lain. Dengan kata lain: kesimpulan yang seenak wudele dhewe. IR astronomis, sama astronomisnya dengan WH atau yang berdasar kriteria konjungsi. Mana yang dianggap paling baik dan benar tergantung cara pemahaman orang terhadap kepercayaan yang dianutnya.

    • Kang…p hakim itu g uprlu dinyatakan kluar dari hukum Islam..cukup beliau diminta mundur aja dari Pengadilan Agama….di gaji oleh pemerintah…tapi menyalahi pemerintah…bahkan menyalahi hadis lagi

  29. Ass wr wb. Pak Djamaluddin, spt kata bapak, membuat kalender hijriyah menggunakan program Accurate Time memang sangat mudah. Dg pemahaman saya ttg ILDL-Penampakan Hilal, Insya Allah akan dpt saya susun sebuah kalender hijriyah. Mohon informasinya ttg Kriteria Djamaludin-LAPAN, berapa derajat perbedaannya dg Kriteria Odeh dan apakah saya bisa mendapatkan mapping zone ala Djamaluddin-LAPAN utk saya gunakan menyusun kalender hijriyah sebagai perbandingan. Terimakasih. Wass wr wb.

  30. Saya ingat tahun 2011 lalu di Indonesia ada perbedaan dan uniknya ada yang melihat dan adan ada yang tidak melihat hilal. Yang dianggap benar adalah yang tidak melihat hilal, dengan alasan secara logika hilal tidak mungkin terlihat. Kalau kita coba berpikir dengan akal, itu saja sudah lucu. Nggak mungkin kelihatan kok ya masih diusahakan melihat. Untuk apa? Kalau ilmunya saja sudah ketemu hilal nggak bisa dilihat kenapa mestinsusah payah melihat?

    • @intan: sebagai upaya menggugurkan syarat. syaratnya kan Rukyat. jika rukyatnya udah dilaksanakan jadinya mantap meski udah tau gak mungkn terlihat tau jika pun terlihat tetap ditolak

  31. Ass wr wb. Dlm sidang Istbat muncul dua opsi mengenai awal bln Syawal dimana masing2 bersikukuh dg kebenaran perhitungan hisabnya. Krn menurut dalil syar’i, awal bln ditandai dg TERLIHATNYA HILAL maka utk membuktikan mana yg benar, dilakukanlah RUKYATUL HILAL. Jika pd malam itu terlihat hilal maka esok hrnya adalah 1 Syawal, sedangkan jika malam itu tdk terlihat hilal maka hilal baru terlihat esok malamnya shg 1 Syawal adalah esok hr berikutnya. Wass wr wb.

  32. Orang lain sudah mendarat di bulan, kita umat islam masih terus disibukan melihat anak bulan. Gerhana bulan/Matahari saja bisa dihitung dengan tepat apalagi awal bulan. gitu aka kok repot…

    • Setuju! Tuhan sudah menciptakan jagat raya dengan hitungan yang teliti. Setuju juga dengan @intan, sudah tau tdk bisa dilihat kok masih dipaksakan untuk dilihat, hmmmm…. apakah dibalik semua ini?

    • Logika sederhana-nya gini..
      Misalkan nih… di meja ditaruh oleh saya keping2an uang, dan keping2an uang palsu, lalu letaknya saya sebarkan di meja.

      Maka saya akan meminta Nuzuludin menghitung/menghisab dengan cara mengitung sederhana .Mengambil satu persatu keping2an logam tersebut, meraba2nya n menentukan uang asli atau tidak, lalu menghitungnya. Tapi krn hanya menghitung/menghisab maka Anda memejamkan mata.

      Pertanyaannya setelah selesai menghitung, bagaimana Anda memastikan/memvalidasi tepat atau tidaknya hasil hitungan Anda? Pastinya dengan cara melihat.

      Nah.. jika memastikan hitungan hari akan terjadi Gerhana bulan/matahari cara memvalidasi-nya tentu melihat apakah hari sesuai hitungan tsb benar2 terjadi Gerhana bulan/matahari…
      Sedangkan untuk awal bulan, dengan melihat (merukyat) hilal, utk memastikan hasil perhitungannya.

      Permasalahannya ketika membuka mata n memastikan uang yg dihitung itu uang palsu atau asli, maka kita harus membuat kriteria2 mana yg asli n mana yg palsu, apa yg membedakan keduanya. Nah kreteria itu yg harus disepakati. Sama ketika menyepakati kreteria2 utk melihat hilal.

      Jadi bukannya repot2, tapi utk membuktikan apakah formulasi perhitungan itu benar atau tidak.. karena setiap waktu terjadi pergeseran yg memungkinkan formulasi perhitungan berubah.

      Mohon koreksi jika salah, analogi dari orang awam seperti saya.

      • Itu mah hanya dalih pembenaran saja…
        Bilang saja takut si hilal tiba-tiba nongol… 😀

        Penelitian ketetapan hitungan terlihatnya bulan itu (Kalau Vislibilitas Hilal yang dijadikan Syarat / Kriteria Awal Bulan),
        Bisa dilakukan di Bulan-bulan lain selain Bulan Ramadhan, Syawwal atau Dzulihijjah…

        Kita itu kan seperti orang waswas saja…

        Sudah tahu dari hasil penelitian para ilmuwan, hilal di bawah 2 derajat, bahkan di bawah 4 derajat, bahkan menurut ilmuwan juga katanya di bawah 10 derajat saja kalau posisi bulan tepat di atas matahari yang terbenam, HILAL ITU AKAN TIDAK TERLIHAT,

        EH, TAPI MASIH SAJA NGOTOT BAHKAN BERBONDONG-BONDONG BERUSAHA MELIHAT HILAL,
        SUDAH CAPE-CAPE BEGITU, KETIKA ADA YANG LAPOR HILAL TERLIHAT, DIANULIR DENGAN BERDASARKAN IPTEK…

        Apa namanya bukan orang waswas, itu yang keukeuh harus ngerukyat ??…

  33. Ass wr wb. Perkiraan gerhana matahari/bulan dikatakan tepat krn masyarakat awam bisa membuktikan kebenarannya dg melihat langsung. Sedangkan perkiraan awal bln hijriyah dalilnya adalah ditandai dg terlihatnya hilal, jadi perkiraan (hisab) awal bln hjriyah yg tepat adalah yg apabila dilakukan rukyat ternyata memang benar terlihat hilal. Walaupun sdh ada ahli hisab yg dpt membuat perkiraan awal bln hijriyah yg selalu tepat dg saat terlihatnya hilal, rukyat tetap hrs dilakukan sbg bukti. Wass w w

  34. Assalamualaikum wr wb. Prof Djamaludin yg saya hormati selaku pakar Astronomi.Saya awam di bidang itu, namun boleh mengajukan pendapat tentunya. Umat Islam sudah tersebar di seluruh dunia, sehingga memiliki hak dan kewajiban yang sama termasuk berupaya mencari kesepakatan menentukan awal Ramadan. Dari data astronomi yg dipaparkan pada tgl 19 Juli ada peta yg diberi arsir putih biru yang kemungkinan Hilal dapat terlihat(Amerika Utara,Afrika,Australia), artinya mereka (umat Islam) tanggal 20 mulai berpuasa. Alangkah indahnya, alangkah baiknya, alangkah bijaksana bila para pakar astronomi dan alim ulama Islam bersatu untuk MENYAKSIKAN,MELIHAT HILAL TERSEBUT DENGAN BANTUAN TEKNOLOGI CANGGIH bersama-sama, kemudian ditayangkan secara LIVE atau Real time. Bulan bukan hanya milik orang Indosnesia.
    Bukankah bulan hanya satu, maka yang satu itu kita (seluruh manusia) menyaksikan. Dunia menyaksikan mengapa Islam memilih penanggalan Komariah, karena ilmu dan teknologi ternyata sangat mendukung kebenaran Al Qur`an, “maka barang siapa diantara kalian menyaksikan bulan, maka hendsklsh ia berpuasa.”(QS, 2;185)
    Artinya siapapun, dimanapun yang menyaksikan bulan memakai teknologi yang dibantu dengan perhitungan ilmu astronomi maka melihat(menyaksikan ) bulan secara life dan bersama-sama sangat mungkin. Masa sepakbola bisa live, tentu menyaksikan, melihat bulan juga bisa. Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim tebesar wajib memprakarsai kegiatan yang sangat baik ini.
    Wasalam, Dede Kusmana

    • Secara teknologi itu memungkinkan. Tetapi keberlakuan kesaksian itu global itu secara hukum masih diperdebatkan. Dalam konsep rukyat, kesaksian dari wilayah Barat tidak berlaku untuk wilayah Timur. Belum ada kesepakatan untuk memberlakukan secara global karena belum adanya otoritas global yang menetapkannya. Kunci utamanya adalah kesepakatan nasional, regional, dan global. Tidak mungkin hanya sepihak diumumkan.

      • Salam, secara teknologi memungkinkan, secara hukum belum. Pertanyaannya mengapa upaya ke arah itu tidak atau belum dilakukan secara maksimal. Apakah ummat akan dibiarkan terus menyaksikan perbedaan tersebut? Astagfirrullah . Bukankan kalau ada kesalahan atau kekeliruan kita wajib menyampaikan, bila membiarkan kita termasuk didalamnya.

  35. Maaf, saya orang awam. Sekadar mau tanya. Apa sih arti HILAL. Apakah HILAL sama artinya dengan QAMAR. Sehingga WUJUDUL HILAL = WUJUDUL QAMAR?

    • Menurutku sih kalau hilal itu bagian yang terang dari bulan yang terlihat pertama kali ketika matahari terbenam.. Kalau bulan sudah diatas horison ketika matahari terbenam, tapi belum tampak bagian terangnya (WH) menurutku itu belum terlihat hilalnya.

  36. pak T, bagaimana yah caranya biar bisa beragam? egosentris golongan dikesampingkan…ramadhan bisa dilalui dalam kebersamaan….

  37. bersatu tidak harus sama kan?! bersatu adalah menghormati perbedaan asal perbedaan itu menuju satu tujuan. tapi kl ingin bersatu dan lebih banyak samanya, umat islam dalam dikotak dalam satu negara, tp seluruh dunia. kl satu negara saja sudah melihat hilal,maka semua umat islam mengikutinya. apa lagi di indonesia yg sulit terlihat.

  38. Saat ini intelektual muslim ditertawain non-muslim!! Membuat kalender sebagai pedoman melaksanakan kebersamaan saja nggak becus. Masya Alloh …….!!!!!

    • Ass. yth Pak. Thomas Jamaludin kawanku yang sholeh dan budiman dan para narasumber atau yang sempat membaca tulisan ini

      .
      Dunia ini sudah berkembang pesat, ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang, namun masih banyak ummat yang mendasarkan pada paradigma lama yang sebenarnya dibenarkan untuk dilakukan ijtihad berdasar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan sering tidak konsisten misalnya membuat kalender untuk satu tahun kedepan itu kan didasarkan pada hisab bukan rukyat artinya kalau itu sudah disepakati kenapa diingkari pada saat pelaksanaannya, tolong kepada semua ummat Islam sadari hal itu dan yakini bahwa setiap ijtihad yang kita lakukan insyaalloh diterima Alloh swt. Jangan pula masalah agama ini dikaitkan politik kelompok tertentu dan politik negara guna mempertahankan gengsinya yang akibatnya berdampak pada firqoh/perpecahan antar sesama ummat Islam, akhirnya siapa yang bersorak-sorai tentunya saudara kita yang lain, perlu menjadi renungan

      Khusus untuk saudaraku pak Thomas Jamaludin :
      Tolong berikan konsep ijtihad secara ilmiah yang didasari pada hadits-hadits nabi tentang keharusan kita untuk melakukan ijtihad, bagaimana mempersatukan ummat Islam ini agar tidak terpecah belah hanya karena masalah penentuan wujudul hilal pada awal ramadhan dan satu syawal yang terjadi secara berlarut-larut sepanjang tahun

      Wassalamu’alaikum wr. wb.
      Hormat saya
      Markum

  39. dear pak tdjamaluddin, saya penasaran beberapa hal, mohon dijawab:

    1. kalau berdasarkan peta arsir ala odeh.. harusnya arab saudi juga berpuasa tanggal 21 Juli 2012, kok mereka puasanya tanggal 20 Juli 2012?
    2. Itu kan perhitungan berdasarkan software. Apa tidak dimungkinkan adanya kesalahan pada software Accurate Time terhadap posisi asli bulan?

  40. Assalaamu’alaikum Prof Jamaludin,
    Sebenarnya bagaimana menentukan akhir Sya’ban, akhir Ramadhan atau akhir Dzulqo’dah? Bila secara legal-formal, maka ba’da maghrib adalah waktu untuk menentukannya. Namun, dengan teknologi yang ada, akhir Sya’ban sebenarnya sudah terjadi pada 19 Juli 2012 pukul 11:25 (mengutip http://catatanagusmustofa.wordpress.com/2012/07/21/tafakur-ramadan-2-bulan-sore-hari-puasa-di-esok-pagi/ ) . Jadi, Ramadhan secara fisik sudah ada sejak itu. Mohon pencerahan karena saya cukup awam. Saya hanya ingin umat bersatu.

    Wassalaamu’alaikum,
    Eko

    • Astronomi newmoon atau ijtimak belum mencukup untuk memaknai dalil-dalil penentuan awal bulan. Ada syarat ketampakan hilal untuk penentuan awal bulan. Dengan teknologi teleskop, tetap saja ada batas prasayarat untuk ketampakannya yang didefinisikan sebagai kriteria visibilitas hilal.

    • @ eko, coba lihat : http://rukyatulhilal.org/visibilitas/indonesia/1433/ramadhan/index.html
      ini ringkasannya :
      1. Menurut Kriteria Rukyat Hilal ( Teori Visibilitas Hilal )
      Teori Visibilitas Hilal terbaru telah dibangun oleh para astronom dalam proyek pengamatan hilal global yang dikenal sebagai Islamic Crescent Observation Project (ICOP) berpusat di Yordania berdasar pada sekitar 700 lebih data observasi hilal yang dianggap valid. Teori ini menyatakan bahwa hilal hanya mungkin bisa dirukyat jika jarak sudut Bulan dan Matahari minimal 6,4° (sebelumnya 7°) yang dikenal sebagai “Limit Danjon”. Kurva Visibilitas Hilal sebagai hasil perhitungan teori tersebut mengindikasikan bahwa untuk wilayah sekitar Katulistiwa (Indonesia) hilal baru mungkin dapat dirukyat menggunakan mata telanjang minimal pada ketinggian di atas 6°. Di bawah itu hingga ketinggian di atas 4° diperlukan alat bantu penglihatan seperti teleskop dan sejenisnya.
      Melihat lokasi Indonesia menurut peta visibilitas di atas sesuai dengan teori visibilitas hilal maka seluruh wilayah Indonesia mustahil hilal dapat dirukyat pada hari rukyat atau hari pertama ijtimak sore setelah Matahari terbenam. Hilal baru mungkin bisa dirukyat pada H+1 saat ketinggiannya mencapai 13°. Sehingga menurut kriteria ini awal bulan akan jatuh pada:

      Sabtu, 21 Juli 2012

      Nahdlatul Ulama (NU) yang menggunakan rukyat sebagai dasar penentuan awal bulan masih mengakui kesaksian rukyat asalkan ketinggiannya di atas batas imkanurrukyat 2° bahkan hanya dengan mata telanjang. Sementara dalam penyusunan kalendernya NU menggunakan kriteria imkanurrukyat 2° tanpa syarat elongasi dan umur Hilal.

      2. Menurut Kriteria Hisab Imkanur Rukyat
      Pemerintah RI melalui pertemuan Menteri-menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) menetapkan kriteria yang disebut Imkanurrukyat yang dipakai secara resmi untuk penentuan awal bulan bulan pada Kalender Islam negara-negara tersebut yang menyatakan :

      Hilal dianggap terlihat dan keesokannya ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah berikutnya apabila memenuhi salah satu syarat-syarat berikut:
      (1)• Ketika Matahari terbenam, ketinggian Bulan di atas horison tidak kurang dari 2° dan
      (2). Jarak lengkung Bulan-Matahari (sudut elongasi) tidak kurang dari 3°. Atau
      (3)• Ketika Bulan terbenam, umur Bulan tidak kurang dari 8 jam selepas konjungsi/ijtimak berlaku.

      Kriteria inilah yang menjadi pedoman Pemerintah RI untuk menyusun kalender Taqwim Standard Indonesia yang digunakan dalam penentuan hari libur nasional secara resmi. Dengan kriteria ini pula keputusan Sidang Isbat Penentuan Awal Bulan Ramadhan, Syawwal dan Zulhijjah “bisa ditebak hasilnya”. Ormas Persatuan Islam (Persis) belakangan telah mengadopsi kriteria ini sebagai dasar penetapan awal bulannya. Belakangan kriteria ini hanya dipakai oleh Indonesia dan Malaysia sementara Singapura menggunakan Hisab Wujudul Hilal dan Brunei Darussalam menggunakan Rukyatul Hilal berdasar Teori Visibilitas.

      Menurut Peta Ketinggian Hilal tersebut, pada hari pertama ijtimak syarat Imkanurrukyat MABIMS belum terpenuhi sehingga awal bulan jatuh pada :

      Sabtu, 21 Juli 2012

      3. Menurut Kriteria Hisab Wujudul Hilal
      Muhammadiyah dalam penyusunan kalender Hijriyah baik untuk keperluan sosial maupun ibadahnya (Ramadhan, Syawwal dan Zulhijjah) menggunakan kriteria yang dinamakan “Hisab Hakiki Wujudul Hilal”. Kriteria ini menyatakan bahwa awal bulan Hijriyah dimulai apabila telah terpenuhi tiga kriteria berikut:
      1) telah terjadi ijtimak (konjungsi),
      2) ijtimak (konjungsi) itu terjadi sebelum matahari terbenam, dan
      3) pada saat terbenamnya matahari piringan atas Bulan berada di atas ufuk (bulan baru telah wujud). Ketiga kriteria ini penggunaannya adalah secara kumulatif, dalam arti ketiganya harus terpenuhi sekaligus. Apabila salah satu tidak terpenuhi, maka bulan baru belum mulai. Atau dalam bahasa sederhanya dapat diterjemahkan sebagai berikut:

      “Jika setelah terjadi ijtimak, Bulan terbenam setelah terbenamnya Matahari maka malam itu ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah tanpa melihat berapapun sudut ketinggian Bulan saat Matahari terbenam”.

      Berdasarkan posisi hilal saat matahari terbenam di beberapa bagian wilayah Indonesia maka baru pada 28 Sepetember 2011 syarat wujudul hilal sudah terpenuhi. sehingga awal bulan ditetapkan jatuh pada :

      Jumat, 20 Juli 2012

      4. Menurut Kriteria Kalender Hijriyah Global
      Universal Hejri Calendar (UHC) merupakan Kalender Hijriyah Global usulan dari Komite Mawaqit dari Arab Union for Astronomy and Space Sciences (AUASS) berdasarkan hasil Konferensi Ke-2 Atronomi Islam di Amman Jordania pada tahun 2001. Kalender universal ini membagi wilayah dunia menjadi 2 region sehingga sering disebut Bizonal Hejri Calendar. Zona Timur meliputi 180° BT ~ 20° BB sedangkan Zona Barat meliputi 20° BB ~ Benua Amerika. Adapun kriteria yang digunakan tetap mengacu pada visibilitas hilal (Limit Danjon).

      Pada hari pertama ijtimak zone Barat maupun zone Timur walaupun cuma bagian selatan Afrika yang sudah masuk dalam kriteria Limit Danjon. Dengan demikian awal bulan di masing-masing zona akan jatuh pada :

      Zona Timur : Jumat, 20 Juli 2012
      Zona Barat : Jumat, 20 Juli 2012

      5. Menurut Kriteria Rukyat Hilal Arab Saudi
      Kurangnya pengetahuan tentang astronomi yang dimiliki oleh para perukyat sering menyebabkan terjadinya kesalahan identifikasi terhadap obyek yang disebut “Hilal”. Klaim terhadap kenampakan hilal perukyat pada saat hilal masih berada di bawah “limit visibilitas” atau bahkan saat hilal sudah di bawah ufuk sering terjadi. Sudah bukan berita baru lagi bahwa Saudi kerap kali melakukan istbat terhadap laporan rukyat yang “mustahil”.
      Saudi memiliki kalender resmi yang dinamakan kalender Ummul Qura. Kalender ini telah berkali-kali mengganti kriterianya dan diperuntukkan sebagai kalender untuk kepentingan non ibadah. Sementara untuk keperluan ibadah khususnya penetapan awal dan akhir Ramadhan serta awal Zulhijjah Saudi tetap menggunakan rukyat hilal sebagai dasar penetapannya. Sayangnya penetapan ini sering hanya berdasarkan pada laporan rukyat dari seseorang tanpa terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan konfirmasi terhadap kebenaran laporan tersebut apakah sudah sesuai dengan kaidah-kaidah sains astronomi khususnya Teori Visibilitas Hilal. Dan sudah bisa ditebak jika laporan rukyat masih sesuai Kalender Ummul Qura maka dianggap sah.

      Diagram ketinggian Hilal di Mekkah pada hari pertama ijtimak.

      Menurut Kalender Ummul Qura Saudi :
      Kalender ini digunakan Saudi bagi kepentingan publik non-ibadah. Kriteria yang digunakan adalah “Telah terjadi ijtimak dan bulan terbenam setelah matahari terbenam di Makkah” maka sore itu dinyatakan sebagai awal bulan baru. Pada hari pertama ijtimak/konjungsi kondisinya sudah memenuhi syarat. Dengan demikian awal bulan jatuh pada : Jumat, 20 Juli 2012

      Menurut Kriteria Rukyatul Hilal Saudi :
      Rukyatul hilal digunakan Saudi khusus untuk penentuan bulan awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah. Kaidahnya sederhana “Jika ada laporan rukyat dari seorang atau lebih pengamat/saksi yang dianggap jujur dan bersedia disumpah maka sudah cukup sebagai dasar untuk menentukan awal bulan tanpa perlu perlu dilakukan uji sains terhadap kebenaran laporan tersebut”.
      Berdasarkan kalender Ummul Qura, rukyat di Saudi dilaksanakan pada Kamis, 19 Juni 2012. Namun melihat posisi dan kedudukan hilal saat itu secara sains mustahil hilal dapat dirukyat di Saudi pada hari pelaksanaan rukyat tersebut. Namun demikian bisa dipastikan akan ada yang mengaku berhasil rukyat sehingga awal bulan akan jatuh pada : Jumat, 20 Juli 2012.
      Namun jika ternyata tidak ada laporan rukyat berhasil seperti seharusnya, maka awal bulan akan jatuh pada: Sabtu, 21 Juli 2012.

      6. Kriteria Awal Bulan Negara-negara Lain

      Seperti kita ketahui secara resmi Indonesia bersama Malaysia, Brunei dan Singapura lewat pertemuan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) telah menyepakati sebuah kriteria bagi penetapan awal bulan Komariyahnya yang dikenal dengan “Kriteria Imkanurrukyat MABIMS” yaitu umur bulan > 8 jam, tinggi bulan > 2° dan elongasi > 3°. Belakangan ternyata kriteria ini hanya digunakan oleh Indonesia dan Malaysia saja. Sementara Singapura menggunakan Wujudul hilal dan Brunei Darussalam menggunakan Rukyatul Hilal berdasar Teori Visibilitas. Namun berdasarakan pertemuan Penyelelarasan Rukyat dan Taqwim MABIMS di Bali pada 27-29 Juni 2012 lalu Indonesia, Malaysia, Singapuran dan Brunei diperkirakan akan mengawali Ramadhan secara serentak pada Sabtu, 21 juli 2012.

  41. Prof. Jamaluddin, skrg ini saya selalu memakai rukyah kalo mau sholat, pas sholat dzuhur saya sll lihat bayangan saya apakah udah melawan kiblat, krn waktu kalender (hasil hisab) saat ini banyak yg meleset, oleh krn itu sptnya LAPAN punya kemampuan itu utk terus melakukan pantauan efek matahari utk menentukan waktu sholat (5 waktu), klo bisa kami yg bodoh ini dikasih tahu cara menentukan waktu spt isya’ dan subuh

  42. Mohon izin share, Prof…trims…

Tinggalkan komentar