Thomas Djamaluddin
Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, LAPAN/BRIN

Sampah antariksa adalah bagian roket peluncur atau satelit yang tidak berfungsi lagi yang mengorbit bumi atau dalam perjalanan menuju orbit. Jumlahnya saat ini belasan ribu. Karena hambatan udara, sampah antariksa di orbit rendah (ketinggian kurang dari 1000 km) makin lama makin turun ketinggiannya. Pada ketinggian sekitar 120 km, objek yang mengorbit bumi memasuki atmosfer padat dan mengalami efek pengereman. Pada ketinggian tersebut umumnya objek antariksa tidak bisa bertahan di orbitnya, lalu jatuh dalam hitungan beberapa menit saja. LAPAN mengembangkan Sistem Pemantau Benda Jatuh Antariksa untuk mengidentifikasi objek yang jatuh di wilayah Indonesia. Dengan memanfaatkan data sampah antariksa dari Space-Track dan perangkat lunak analisis orbit, dapat diidentifikasi objek yang yang jatuh di wilayah Indonesia berdasarkan lokasi dan waktu kejadiannya. Berikut ini dokumentasi objek-objek yang jatuh dan dilaporkan kepada LAPAN.
- 1. Sampah Antariksa Jatuh di Gorontalo 1981

Tabung bahan bakar roket jatuh di Gorontalo pada 16 Maret 1981. Berdasarkan waktu dan lokasi titik jatuhnya, akhirnya dapat diidentifikasi bahwa objek tersebut adalah bagian roket SL-8 milik Uni Sovyet/Rusia dengan nomor katalog 11610. Roket digunakan untuk meluncurkan satelit Interkosmos 20 pada 1 November 1979.
- 2. Sampah Antariksa Jatuh di Lampung 1988

Tabung bahan bakar bekas roket jatuh di lampung pada 16 April 1988. Analisis orbit sampah antariksa yang melintas Lampung pada hari kejadian, menyimpulkan benda jatuh tersebut adalah bagian roket SL-4 milik Uni Sovyet/Rusia dengan nomor katalog 19042. Roket tersebut digunakan untuk meluncurkan satelit Cosmos 1938 pada 11 April 1988.
- 3. Sampah Antariksa Jatuh di Bengkulu 2003


Pada 13 Oktober 2003 ada laporan benda jatuh di Bengkulu. Hasil analisis orbit sampah antariksa menyimpulkan bahwa objek tersebut adalah pecahan roket CZ-3 milik RRT dengan nomor katalog 23416. Roket tersebut digunakan untuk meluncurkan satelit DFH-3 1 pada 29 November 1994.
- 4. Sampah Antariksa Jatuh di Madura 2016

Beberapa objek antariksa jatuh di perairan Madura pada 26 September 2016. Dari analisis orbitnya, objek-objek tersebut diidentifikasi sebagai bagian roket Falcon 9 dengan nomor katalog 41730 milik Space X Amerika Serikat. Roket itu digunakan untuk meluncurkan satelit JCSAT 16 pada 14 Agustus 2016.
- 5. Sampah Antariksa Jatuh di Sumatera Barat 2017


Pada 18 Juli 2017 ada dua objek antariksa jatuh di dua lokasi berbeda di Sumatera Barat. Dari analisis orbitnya diidentifikasi kedua objek tersebut berasal dari pecahan roket CZ-3A dengan nomor katalog 31116 milik RRT. Roket digunakan untuk meluncurkan satelit Beidou M1 pada 13 April 2017.
- 6. Sampah Antariksa Ditemukan di Kalimantan Tengah 2021


Sebuah objek berlogo CNSA (Chinese National Space Administration) ditemukan warga pada 4 Januari 2021. Semula objek tersebut diduga bagian roket RRT yang melintas wilayah tersebut saat jatuh awal Januari. Namun, setelah gambar lengkap diperoleh dan didukung konfirmasi dari CNSA, disimpulkan bahwa objek tersebut adalah payload fairing (pelindung muatan satelit) roket Long March/CZ-8 milik RRT. Roket LM/CZ-8 diluncurkan pada 22 Desember 2020 dan bagian fairing dilepaskan sebelum roket mencapai orbit dan jatuh di perairan dekat Selat Karimata. Arus laut membawa objek yang relatif ringan tersebut ke Selat Karimata lalu Laut Jawa dan terdampar di pantai Kalimantan Tengah.
7. Sampah Antariksa Ditemukan di Sanggau, Kalimantan Barat 2022


Pada 30 Juli 2022 dikabarkan sampah antariksa berkode CZ-5B RRT milik bakal segera jatuh. CZ-5B adalah bekas roket peluncur modul stasiun antariksa RRT yang diluncurkan pada 24 Juli 2022. Malam itu Tim Pusat Riset Antariksa BRIN terus memantau lintasan akhir orbit CZ-5B yang melalui Indonesia. Akhirnya diperoleh konfirmasi dari USSPACECOM di situs space-track.com bahwa objek telah jatuh di samudera Hindia pada pukul 23.45 WIB. Itu artinya, ketinggiannya sudah mencapai atmosfer padat (ketinggian sekitar 120 km) yang menyebabkan objek turun cepat. Objek jatuh.
Kejatuhan objek tersebut bermakna objek akan hancur dan terbakar. Pecahannya pasti tersebar di sepanjang lintasan orbit terakhirnya. Dari peta lintasan orbitnya (gambar atas) terlihat bahwa pecahan badan roket berpotensi tersebar mulai dari Sumatera bagian selatan sampai Kalimantan Barat. Dari analisis kecepatan orbitnya, dari titik jatuh di Samudera Hindia objek hanya butuh waktu sekitar 6 menit untuk sampai Kalimantan Barat. Sebagian besar pecahannya habis terbakar atau jatuh di laut atau hutan sehingga tidak diketahui warga.
Ada laporan dari berbagai sumber di medsos tentang ketampakan objek terang yang meluncur di langit Lampung yang terkonfirmasi dari Allsky Camera Itera (Institut Teknologi Sumatera). Lalu ada ada laporan terlihatnya objek di langit berupa pecahan yang menyala di Serawak. Kemudian ditemukan objek logam yang diduga kuat adalah pecahan badan roket di Sanggau, Kalimantan Barat.

Filed under: 1. Astronomi & Antariksa | Tagged: #SampahAntariksa | Leave a comment »