LAPAN Siap Mendukung BMKG


Contoh penggunaan Sadewa untuk prakiraan banjir Jabodetabek 8 Februari 2020

T. Djamaluddin

Kepala LAPAN

 

Beberapa orang mempertanyakan layanan Sadewa (Satellite based Disaster Early Warning System — https://sadewa.sains.lapan.go.id/) yang dianggap tumpang tindih dengan layanan lembaga operasional BMKG. Berikut ini penjelasannya, bahwa tidak ada tumpang tindih. LAPAN sebagai lembaga litbang siap mendukung kinerja BMKG.

 

  1. Menurut Undang-undang nomor 21/2013 tentang keantariksaan disebutkan “Lembaga adalah Instansi Pemerintah yang melaksanakan urusan pemerintahan di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya serta Penyelenggaraan Keantariksaan”. Lembaga yang dimaksudkan dalam undang-undang tersebut adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN). “Kedirgantaraan” (aerospace) adalah hal-hal yang terkait ruang udara dan ruang antariksa.
  2. Di dalam Peraturan Presiden nomor 49/2015 LAPAN mempunyai fungsi, antara lain, pelaksanaan penelitian dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, dan penginderaan jauh, serta pemanfaatannya.
  3. Menurut Undang-undang nomor 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), LAPAN sebagai salah satu Badan Publik wajib mengumumkan Informasi Publik secara berkala, antara lain informasi mengenai kegiatan dan kinerja LAPAN.
  4. Merujuk Undang-undang nomor 11/2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek), hasil penelitian dan pengembangan wajib dipublikasikan dan didiseminasikan, antara lain oleh LAPAN sebagai bagian Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
  5. Penelitian sains atmosfer sudah lama dilaksanakan oleh LAPAN, sejak sebelum 1980-an. Pusat penelitian atmosfer di LAPAN (terakhir bernama Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – PSTA) merupakan satu-satunya lembaga penelitian dan pengembangan yang melakukan kajian dinamika atmosfer ekuator di Indonesia, sebelum dibentuknya Puslitbang di BMKG. Pada 1990-an LAPAN diberi tugas oleh pemerintah melalui arahan Menristek saat ini (BJ Habibie) untuk mengembangkan model iklim (tepatnya model atmosfer) Indonesia. Sejak saat ini LAPAN mengembangkan model atmosfer ekuator yang sangat dinamis yang bisa digunakan untuk membuat prakiraan iklim dan cuaca. Pada 2015 PSTA ditetapkan Kemristekdikti sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) Pemodelan Atmosfer Indonesia
  6. Sebagai lembaga yang ditugasi Pemerintah mengembangkan model iklim (model atmosfer) Indonesia yang sangat komplek, LAPAN bekerjasama dengan CSIRO (The Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation) Model atmosfer global kemudian di-down-scaling dan ditingkatkan kualitasnya oleh para peneliti LAPAN agar cocok untuk kondisi atmosfer ekuator benua maraitim yang sangat dinamis. Pada 2012 dimulai pengembangan aplikasi “Sadewa” (Satellite based Disaster Early Warning System) yang menggabungkan data satelit cuaca dengan model atmosfer Indonesia. Sebagai hasil litbang, prakiraan Sadewa tentu saja sudah melewati fase verifikasi dengan data-data satelit, radar, dan pengukuran curah hujan di berbagai titik. Data-data tersebut sebagian diperoleh dari BMKG.
  7. Kami memahami bahwa BMKG adalah lembaga pemerintah yang secara operasional memberikan layanan meteorologi dan klimatologi yang terkait dengan dinamika atmosfer ekuator. LAPAN sebagai lembaga litbang atmosfer berkewajiban untuk mendukungnya dengan hasil-hasil litbangnya. Oleh karenanya, pada berbagai kesempatan LAPAN menawarkan hasil litbang LAPAN tersebut untuk diuji dan dimanfaatkanoleh BMKG. Pada 2015 kami hadir menemui Kepala BMKG untuk membahas irisan kewenangan LAPAN dan BMKG terkait dengan layanan informasi cuaca dan iklim. BMKG kita akui sebagai lembaga operasional layanan cuaca dan iklim. Layanan informasi yang diberikan LAPAN hanya sebagai layanan hasil litbang yang diharapkan memberi manfaat kepada Kementerian, Lembaga, dan Daerah serta masyarakat umum. Bagaimana pun LAPAN sebagai lembaga litbang dituntut hasil nyatanya yang bisa dimanfaatkan secara nasional dan sesuai amanat undang-undang KIP dan undang-undang Sisnas Iptek. LAPAN sebagai sesama lembaga pemerintah semestinya bisa membantu meningkatkan kualitas layananan BMKG berdasarkan hasil litbangnya.
  8. Kami melihat layanan BMKG, sesuai kelaziman internasional, berbentuk informasi prakiraan berbasis teks dengan waktu pagi, siang, malam, dan dini hari untuk berbagai titik kota/kabupaten. Sementara informasi liputan awan dari satelit dan pantauan hujan dari radar disajikan terpisah. Dengan aplikasi Sadewa, kami mengisi kekosongan layanan BMKG dengan layanan berbasis web (https://sadewa.sains.lapan.go.id/). Sadewa menampilkan peta interaktif yang berisi berbagai informasi: liputan awan dari satelit, data radar Santanu yang dikembangkan LAPAN, serta prakiraan cuaca secara grafis berbasis model atmosfer. Pengguna Sadewa dapat menampilkan liputan awan dari satelit Himawari dan mencocokkannya dengan grafis prakiraan model atmosfer sebagai verifikasi langsung. Kemudian bisa dilihat prakiraan sampai 3 x 24 jam, yang di-update setiap 6 jam. Verifikasi langsung dengan data satelit bisa memberikan gambaran tingkat kepercayaan pengguna akan kualitas prakiraan.
  9. Informasi Sadewa bisa digunakan sebagai peringatan dini bagi publik secara visual pada peta, melengkapi peringatan dini BMKG yang berbasis teks. Pada Screen shoot FB di atas ditunjukkan contoh penggunaan Sadewa yang bisa dilakukan publik sebagai peringatan dini. Pada Sabtu 7 Februari 2020 malam Jakarta diguyur hujan. Berdasarkan informasi satelit Himawari yang ditampilkan di Sadewa pada pukul 21.00 awan tebal memang melingkupi Jabodetabek. Saat dicocokkan dengan prakiraan Sadewa, memang Jabodetabek diprakirakan hujan lebat (warna ungu). Maka kemudian ditampilkan prakiraan Sadewa untuk pukul 23.00, 01.00, 03.00, sampai 05.00. Terlihat Jakarta diprakirakan akan mengalami hujan lebat sekitar 5 jam. Itu berpotensi menimbulkan genangan. Terbukti Ahad 8 Februari beberapa wilayah di Jakarta tergenang banjir.
  10. Sesungguhnya, layanan informasi cuaca berbasis peta seperti Sadewa sudah diberikan oleh BMKG di situs https://signature.bmkg.go.id/, tetapi informasi tersebut tampaknya sangat ekslusif. Tidak ada link di situs BMKG untuk mencapainya. Bahasanya pun masih bahasa Inggris dan waktunya bukan WIB. Orang awam sulit memahaminya. Lagi pula, kalau kita bandingkan, Sadewa mempunyai keunggulan daripada Signature:
    1. Sadewa sudah menggunakan model dengan down-scaling yang disesuaikan dengan model atmosfer Indonesia.
    2. Sadewa memberikan prakiraan setiap jam, sementara Signature setiap 3 jam.
    3. Resolusi spasial sadewa 5×5 km, sementara Signature sekitar 25×25 km.
    4. Sadewa di-update otomatik setiap 6 jam, sementara update Signature setiap 24 jam.
  11. Di era keterbukaan informasi, info prakiraan cuaca sangat melimpah di internet. Publik tinggal memilih informasi yang dianggap paling akurat. Maka, sebagai lembaga pemerintah, BMKG dituntut memberikan layanan informasi lebih baik dari semua layanan yang ada. LAPAN sebagai lembaga litbang sangat berkeinginan mendukung BMKG agar bisa memberikan layanan yang lebih baik kepada publik. Inilah beberapa contoh layanan informasi cuaca yang banyak diakses publik:

 

  1. Weather – the Weather Channel, https://weather.com/

  2. AccuWeather, https://www.accuweather.com/

  3. Weather Underground, https://www.wunderground.com/

  4. Carrot Weather (Aplikasi)

  5. Weatherbug, https://www.weatherbug.com/

  6. com, https://en.sat24.com/en/id

  7. World Weather Online, https://www.worldweatheronline.com/

  8. Windy, https://www.windy.com

  9. Ventusky, https://www.ventusky.com/

  10. Yahoo Weather, https://www.yahoo.com/news/weather/

  11. Morecast, https://morecast.com/

  12. Weather Forecast, https://weather.com

  13. Foreca, https://www.foreca.com

  14. Weather and Climate Prediction Laboratory (WCPL), GM-ITB http://weather.meteo.itb.ac.id/prediksi.html

  15. Dark Sky – Hyperlocal Weather (Aplikasi iOS dan Android)

  16. 1Weather (Aplikasi)

  17. Transparent Clock & Weather (Aplikasi)

  18. GO Weather (Apliksi)

  19. Amber Weather (Aplikasi)

Sesuai amanat Undang-undang nomor 11/2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, bahwa dalam hal penyelenggaraan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan yang menghasilkan invensi dan inovasi yang dibiayai oleh Pemerintah, LAPAN sebagai bagian dari Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi wajib melakukan alih teknologi, antara lain kepada BMKG sebagai bagian dari Lembaga Pemerintah. Saat ini LAPAN sudah menghasilkan inovasi, antara lain aplikasi Sadewa, radar hujan Santanu, dan sensor radio sonde yang bisa mendukung peningkatan kinerja BMKG dan mengurangi impor.

9 Tanggapan

  1. Menarik pak ulasannya. Tapi ijin meluruskan bbrp hal.
    1. Bahasa inggris dan waktu UTC yg digunakan BMKG krn pengguna signature tdk hanya Indonesia.
    2. Model yg digunakan signature lbh dr 3 model. Sehingga pengguna bs melakukan komparasi di signature.
    3. Range model di signature sdh mencapai seminggu
    4. Resolusi spasial signature jelas lebih smooth dr sadewa, karena teknis penampilan bukan dr file img.
    5. Signature Update jg ada yg update per 6 jam pak.

  2. Terima kasih pak Thomas atas klarifikasi nya. Apakah ada rencana untuk diintegrasikan dengan portal web BMKG?

    • LAPAN sudah menawarkan kepada BMKG, namun belum ada tindak lanjutnya.

      • Ya karena BMKG tidak tertarik ini dan ini tugas BMKG, gitu saja. Referensi Bapak pada UU Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi itu berlebihan dan Bapak gunakan sebagai tameng, karena di UU punya Bapak sendiri yaitu UU Keantariksaan sangat jelas bahwa peran LAPAN adalah di Space Weather. Perihal dulu ditugaskan Pak Habibie itu adalah sejarah. Selanjutnya kan negara ini sudah melakukan pemetaan organisasi. Dijalankan saja peran masing2 supaya penggunaan anggaran negara efisien tanpa duplikasi pekerjaan. Tidak perlu juga Bapak katakan sudah membantu BMKG dalam banyak hal, karena esensinya tugas LAPAN dan BMKG itu komplementer. Cukup lakukan tupoksi masing2 dan pahami Undang2 masing2.

      • UU Keantariksaan tidak membatasi LAPAN hanya pada cuaca antariksa. Itu hanya salah satu. Dampak cuaca antariksa juga berkait dengan hubungan matahari-bumi yang melibatkan sains atmosfer. Namun yang jelas, secara kelembagaan, penelitian sains atmosfer sudah ada di LAPAN sebelum ada Puslitbang BMKG dan sebelum ada UU MKG. Secara legal formal pun tugas fungsi LAPAN sudah ditetapkan dengan Perpres. Di dalam Perpres 45/2015 pasal 3.b. disebutkan “LAPAN menyelenggarakan fungsi pelaksanaan penelitian dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, dan penginderaan jauh serta pemanfaatannya”.

  3. Kalau LAPAN mau memang mau membantu BMKG, apakah BMKG pernah ditanya apa kebutuhannya, sebelum program LAPAN didefinisikan dan dilaksanakan? Belum pernah …
    Tidak bisa dan tidak dewasa dan tidak efisien ketika lembaga2 yang dibiayai negara ini jalan sendiri2 dan tidak berkoordinasi. Coba Bapak pakai kacamata negara dan bukan secara sektoral dan silo.
    Narasi Bapak di teks ini seolah2 menggurui, ojo ngono lah nanti kena karma. Bapak memang Profesor dan pimpinan LAPAN, tapi Bapak bukan pemimpin, yang berwawasan kenegaraan.

    • Sudah sering didialogkan sebagai sesama lembaga pemerintah, di antara pejabat eselon I dan eselon II terkait, demikian juga di tingkat peneliti. Namun nampaknya masih ada kendala. Semoga nanti ada jalan terbaiknya. Sebagai sesama lembaga pemerintah, sinergi terus diupayakan. Tulisan ini hanya catatan dalam semangat keterbukaan informasi publik.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: