T. Djamaluddin
Profesor Riset Astronomi-Astrofisika
Anggota Tim Tafsir Ilmi, LPMQ, Kementerian Agama
Catatan: Tim Tafsir Ilmi Lembaga Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ) Kementerian Agama RI melakukan kunjungan ke Yordania dan Mesir 20-27 April 2017 untuk memperkenalkan karya-karya tafsir ilmi Kemenag RI (termasuk seminar Sains-Quran di Universitas Al-Azhar, Kairo) sambil mengumpulkan bahan untuk tafsir ilmi dalam bentuk video dokumenter terkait ayat-ayat Al-Quran dan situs-situs sejarah.
Kisah Fir’aun disebut di dalam Al-Quran pada zaman Nabi Musa. Sebenarnya sebutan Fir’aun adalah sebutan umum untuk raja-raja Mesir kuno. Peninggalan para Fir’aun salah satunya adalah piramid, yaitu bangunan tempat penyimpanan mummi (pengawetan jenazah) Fir’aun. Dalam menjelajahi situs-situs peninggalan Mesir kuno, ada hal yang menarik secara astronomi, yaitu struktur tiga piramid Giza di Kairo, Mesir.
Struktur Tiga Piramid Giza Simbolisasi Rasi Orion
Piramid Giza di Kairo Mesir merupakan komplek tiga piramid besar yang dulunya berada di tepi sungai Nil saat banjir. Hal itu juga masih bisa dikenali dari peta Google Earth yang menampaknya piramid Giza berada di daerah gurun yang berbatasan dengan daerah subur yang mendapat pengairan dari sungai Nil. Struktur tiga piramid besar tersebut diduga kuat terkait dengan struktur tiga bintang di rasi Orion. Apa makna rasi Orion pada simbolisasi tiga piramid tersebut? Analisis astronomis sangat menarik terkait dengan struktur tiga piramid tersebut.
Google Earth menunjukkan kompleks piramid Giza berada di kawasan gurun yang berbatasan dengan daerah subur di tepi sungai Nil.
Peta tiga piramid Giza — dari Wikipedia
Piramid terbesar (Khufu). Dibelakangnya ada piramid Khafre.
Piramid tersusun dari batu-batu besar. Dulunya piramid dilapisi tembok halus, seperti yang tersisa di puncak piramid Khafre.
Piramid Khafre (terbesar ke dua) masih menyisakan puncak piramid yang masih tertutup tembok pelapis.
Piramid Menkaure (piramid terkecil di antara rangkaian tiga piramid Giza).
Tiga piramid Giza. Dari kiri Khufu, Khafre, dan Menkaure.
Tiga struktur piramid tersebut diduga kuat terkait dengan simbolisasi tiga bintang utama yang menjadi ciri rasi Orion.
Kalau dari sisi Barat kita lihat ke arah Timur (seperti halnya kita melihat ufuk Timur), struktur tiga piramid tersebut bentuknya mirip tiga bintang rasi Orion di langit Timur.
Mengapa simbolisasi rasi Orion yang digunakan? Saat shubuh, rasi Orion mulai meninggi di ufuk Timur pada Bulan Oktober-November. Itulah awal musim tanam pada zaman Mesir kuno. Musim pada saat itu secara umum terbagi menjadi tiga:
- Juni – September adalah musim hujan di hulu yang menyebabkan banjir sungai Nil.
- Oktober – Januari adalah masa surut banjir, saat mulai menanam.
- Februari – Mei adalah musim kering, saatnya panen.
Jadi rasi Orion (seperti juga di Jawa) dijadikan sebagai pertanda awal musim tanam, ketika banjir sungai Nil mulai surut.
Eksplorasi Paceklik Zaman Nabi Yusuf
Jauh sebelum Nabi Musa, di Mesir ada Nabi Yusuf yang mampu menafsirkan mimpi Raja Mesir untuk memberikan peringatan musim kering yang bakal melanda Mesir. Tentu saja mimpi dan tafsir mimpi oleh Nabi Yusuf adalah petunjuk yang diberikan Allah. Terkait dengan perilaku singai Nil dan musim di Mesir, menarik juga untuk mengkaji tafsir ilmi peristiwa anomali iklim pada zaman Nabi Yusuf tersebut.
Dengan memahami musim dan perilaku sungai Nil, diduga kuat tajuh tahun paceklik di Mesir pada zaman Yusuf terjadi karena pola banjir sungai Nil mengalami anomali. Kemungkinan yang terjadi, musim hujan lebih panjang dari biasanya sehingga musim tanam dan panen bergeser yang menyebabkan persediaan bahan makanan berkurang. Kemungkinan lainnya, musim hujan lebih pendek dan banjir tidak cukup menggenangi wilayah pertanian sehingga menggangu jadwal tanam atau bahkan menyebabkan tanaman mengalami kekeringan karena tidak cukup cadangan air tanahnya. Selama tujuh tahun dua kemungkinan tersebut bisa saja berturut-turut terjadi atau silih berganti. Dari sudut pandang anomali iklim di Mesir, perilaku musim hujan di hulu sungai Nil sangat terkait dengan perilaku pemanasan di Samudera Hindia. Ketika laut di pantai Timur Afrika lebih hangat dari rata-rata, curah hujan di hulu sungai Nil meningkat dan mungkin lebih panjang. Sebaliknya, saat laut di pantai Timur Afrika lebih dingin dari rata-rata, curah hujan di hulu sungai Nil menjadi berkurang dan lama musim hujan menjadi lebih pendek.
Filed under: 4. Integrasi Sains-Quran |
Tinggalkan Balasan