Pengamatan Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Parigi


T. Djamaluddin

Kepala LAPAN

Total

Alhamdulillah, waktu gerhana matahari total (GMT) yang sekian lama dinanti akhirnya datang juga, Rabu 9 Maret 2019. Satu kekhawatir soal cuaca pun sirna. Pagi itu di lokasi Sail Tomini, Parigi, Sulawesi Tengah, cuaca cukup cerah dengan sedikit awan. Pagi itu dijadwalkan pengamatan GMT akan diawali dengan shalat gerhana dengan imam Prof. Dr. Said Agil Husin Al-Munawar, Menteri Agama 2001-2004, dan khatib Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin. Lokasinya di area Sail Tomoni yang saat itu juga menjadi lokasi Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Provinsi Sulawesi Tengah.

DSC_0185

Lokasi MTQ (area dengan tenda setengah lingkaran) menjadi lokasi shalat gerhana dan pengamatan publik GMT

Jadwal gerhana di lokasi Sail Tomini: Kontak tertama pukul 07.28 WITa, total 08.38.37 – 08.40.00 (totalitas sekitar 1,5 menit), dan gerhana berakhir pukul 10.01. Pukul 07.00 jamaah sudah berdatangan. Sekitar 500 kacamata gerhana sumbangan LAPAN dibagikan kepada para jamaah. Sebelum shalat dan pengamatan gerhana, Prof. Said Agil menjelaskan tata cara shalat gerhana. Lalu saya menjelaskan waktu gerhana dan tata cara pengamatan gerhana. Saya jelaskan bahwa melihat gerhana matahari secara langsung aman, asal berhati-hati dan jangan lama-lama. Kacamata gerhana digunakan jangan lama-lama dan bisa bergantian.

Pukul 07.30 mulai tampak jelas sisi kanan atas matahari mulai tergelapi oleh bulan. Saya menginformasikan kepada para jamaah bahwa gerhana sudah berlangsung dan agar para jamaah bersiap untuk shalat gerhana. Shalat dimulai pukul 07.37 sampai 08.08. Setelah itu saya menyampaikan khutbah shalat gerhana sampai sekitar pukul 08.20 dan dilanjutkan pengamatan gerhana. Panitia juga menyiapkan layar lebar yang menampilkan perkembangan gerhana. Masyarakat mengamati gerhana secara langung dengan kacamata gerhana dan melihat citra gerhana dari kamera panitia di layar lebar. Sampai akhirnya pukul 08.37 matahari makin tipis, walau tetap menyilaukan, dan suasana makin redup.

2016-03-09 07.32.19

Awal gerhana sesuai jadwal dibuktikan dulu dengan pengamatan (terlihat gerhana dimulai dari bagian kanan atas piringan matahari). Filter floppy disk sebagai alternatif kacamata matahari (Foto TD).

Saya menyampaikan khutbah shalat gerhana matahari (Foto Humas LAPAN)

IMG_4260Seusai jadi khatib, saya bersiap mengabadikan gerhana dengan kamera DSLR biasa. (Foto Humas LAPAN)

DSC_0192

Fase gerhana matahari sebagian dipotret dengan kamera DSLR dengan filter bekas floppy disk. (Foto TD)

2016-03-09 08.24.00

Seusai shalat gerhana, pukul 08.24 WITa. Layar lebar menampilkan perkembangan gerhana. (Foto TD)

2016-03-09 08.36.24

Detik-detik menjelang total. Matahari makin tipis (tampak di layar lebar), walau masih menyilaukan (tampak cahaya matahari di atas). Suasana makin redup. (Foto TD)

Akhirnya, pukul 08.38.37 tampak bulan mulai menutupi matahari. Matahari tampak seperti cincin permata (Diamond ring) karena menyisakan celah cahaya terang di lembah bulan, sebelum bulan menutup sempurna. Lalu terdengar teriakan orang banyak, “Allahu Akbar (Allah Mahabesar) … Subhanallahu (Allah Mahasuci)”. Orang-orang bertakbir dan bertasbih berulang-ulang. Di langit terpampang korona matahari yang tidak pernah terlihat sebelumnya. Tak terasa mata saya basah, karena terharu luar biasa kembali berkesempatan untuk ketiga kalinya (18 Maret 1988 di Bangka, 24 Oktober 1995 di Tahuna, dan 9 Maret 2016 di Parigi) menyaksikan korona matahari yang proses munculnya luar biasa indahnya. Bersama masyarakat, di tengah temaram kegelapan GMT, tak henti bibir bertakbir dan bertasbih, sambil berupaya memotret dengan kamera DSLR. Planet Venus tampak cemerlang di langit. Ternyata bukan hanya planet Venus, planet Merkurius pun terekam di foto yang  saya ambil.

DSC_0203

Korona matahari tampak indah di langit, seolah muncul tiba-tiba setelah matahari sempurna tertutup oleh bulan. (Foto TD)

Korona-Merkurius-Venus

Suasana temaram dengan korona matahari yang sangat indah dipenuhi suara takbir dan tasbih berulang-ulang. Tampak juga planet Merkurius (titik redup ditunjuk tanda panah merah) dan planet Venus (titik terang ditunjuk tanda panah merah). (Foto TD)

Di lokasi Sail Tomini, Parigi, GMT hanya berlangsung 1,5 menit. Tetapi waktu yang singkat itu sungguh memberi kesan mendalam. GMT akhirnya berakhir dengan munculnya cicin permata terakhir di kiri atas piringan matahari. Walau baru secercah cahaya matahari yang menembus lembah bulan, cahayanya cukup menyilaukan. Akhirnya suasana kembali terang dan proses gerhana berakhir pukul 10.01 WITa.

DSC_0210

Akhir GMT ditandai dengan “cincin permata” terakhir di sisi kiri atas matahari (terlihat di layar lebar). Walau baru secercah, cahayanya cukup menyilaukan (tampak cahaya menyilaukan di atas). (Foto TD)

DSC_0212

Suasana kembali terang pasca GMT. Walau matahari masih dalam kondisi gerhana matahari sebagian, cahayanya sangat menyilaukan. Tanpa filter, matahari tidak menampakkan proses gerhana sebagian karena terlalu silau. (Foto TD)

DSC_0214

Gerhana matahari sebagian pasca-total, dipotret dengan filter film rongent. (Foto TD)

Selain memotret dengan kamera DSLR biasa untuk menangkap suasana, Tim LAPAN di Parigi merekam seluruh  proses gerhana dengan menggunakan teleskop. Berikut hasil pengamatan dengan teleskop: beberapa rangkaian gerhana sebagian pra-total, munculnya cincin permata pertama, GMT, cincin permata terakhir, dan gerhana sebagian pasca-total.

2016-03-09 09.06.20

Proses gerhana diamati dengan teleskop dan direkam ke laptop. (Foto TD)

Pra-total 1

Matahari dengan beberapa bintik matahari mulai tertutupi bulan dari sisi kanan atas. (Foto dari Video Tim LAPAN)

Pra-total 2

Gerhana matahari sebagian pra-total. (Foto dati Video Tim LAPAN)

Pra-total 3

Gerhana sebagian pra-total (Foto dari Video Tim LAPAN)

Awal total

Cincin permata (diamond ring) pertama, awal GMT. (Foto dari Video Tim LAPAN)

Total

Korona matahari saat GMT. Terlihat juga ada prominensa (“lidah api”) di sisi kiri (utara). (Foto dari Video Tim LAPAN)

Akhir - Total

Cincin permata terakhir, mengakhiri GMT. (Foto dari Video Tim LAPAN)

Pasca-Total 1

Gerhana matahari sebagian pasca-total. (Foto dari Video Tim LAPAN)

Pasca-Total 2

Gerhana matahari sebagian pasca-total. (Foto dari Video Tim LAPAN)

Pasca-Total 3

Bulan meninggalkan piringan matahari dari sisi kiri bawah. (Foto dari Video Tim LAPAN)

6 Tanggapan

  1. trimakasih pak jamal atas share ilmunya.

    Pada 10 Maret 2016 21.35, ******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ******************** ======================================================== _____ Berbagi ilmu

  2. […] Data pada situs NASA tersebut telah membantu para pengamat di seluruh Indonesia untuk menyaksikan gerhana pada 9 Maret lalu. Saya sendiri membuktikan secara langsung gerhana matahari total (GMT) 9 Maret 2016 lalu dari Parigi, Sulawesi Tengah. […]

  3. […] Data pada situs NASA tersebut telah membantu para pengamat di seluruh Indonesia untuk menyaksikan gerhana pada 9 Maret lalu. Saya sendiri membuktikan secara langsung gerhana matahari total (GMT) 9 Maret 2016 lalu dari Parigi, Sulawesi Tengah. […]

  4. […] Data pada situs NASA tersebut telah membantu para pengamat di seluruh Indonesia untuk menyaksikan gerhana pada 9 Maret lalu. Saya sendiri membuktikan secara langsung gerhana matahari total (GMT) 9 Maret 2016 lalu dari Parigi, Sulawesi Tengah. […]

  5. […] Gerhana matahari total 9 Maret 2016 di Sail Tomini, Parigi. Tampak juga planet Merkurius (titik redup ditunjuk tanda panah merah) dan planet Venus (titik terang ditunjuk tanda panah merah). (Foto: TD) […]

  6. […] blog pribadi Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, membagikan […]

Tinggalkan Balasan ke Achmad Husaini Batalkan balasan